Lamborghini Huracán LP 610-4 t
D. Pengendalian Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di

dunia meningkat sebesar 1 persen per-
tahun. Langkah-langkah yang dilakukan
atau yang sedang diskusikan saat ini
tidak ada yang dapat mencegah
pemanasan global di masa depan.
Tantangan yang ada saat ini adalah
mengatasi efek yang timbul sambil
melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di
masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi
dengan berbagai cara. Daerah pantai
dapat dilindungi dengan dinding dan
penghalang untuk mencegah masuknya
air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat
membantu populasi di pantai untuk
pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Beberapa negara, seperti Amerika
Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan
dan hewan dengan tetap menjaga
koridor (jalur) habitatnya,
mengosongkan tanah yang belum
dibangun dari selatan ke utara. Spesies-
spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk
menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk
memperlambat semakin bertambahnya
gas rumah kaca. Pertama, mencegah
karbon dioksida dilepas ke atmosfer
dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain.
Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.
D.1. Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbondioksida di udara
adalah dengan memelihara pepohonan
dan menanam
pohon lebih banyak lagi.
Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap
karbondioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan
menyimpan karbon dalam
kayunya. Di
seluruh dunia, tingkat perambahan
hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area,
tanaman yang tumbuh kembali sedikit
sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk
kegunaan yang lain, seperti untuk lahan
pertanian atau pembangunan rumah
tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini
adalah dengan penghutanan kembali
yang berperan dalam mengurangi
semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat
dihilangkan secara langsung. Caranya
dengan menyuntikkan (menginjeksikan)
gas tersebut ke sumur-sumur minyak
untuk mendorong agar minyak bumi
keluar ke permukaan (lihat
Enhanced Oil
Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan
untuk mengisolasi gas ini di bawah
tanah seperti dalam sumur minyak,
lapisan batubara atau aquifer. Hal ini
telah dilakukan di salah satu
anjungan
pengeboran lepas pantai Norwegia, di
mana karbondioksida yang terbawa ke
permukaan bersama
gas alam ditangkap
dan diinjeksikan kembali ke aquifer
sehingga tidak dapat kembali ke
permukaan.
Salah satu sumber penyumbang
karbondioksida adalah pembakaran
bahan bakar fosil. Pada abad ke-20,
energi gas mulai biasa digunakan di
dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan
bakar fosil ini sebenarnya secara tidak
langsung telah mengurangi jumlah
karbondioksida yang dilepas ke udara,
karena gas melepaskan karbondioksida
lebih sedikit bila dibandingkan dengan
minyak apalagi bila dibandingkan
dengan batubara. Walaupun demikian,
penggunaan
energi terbaharui dan
energi nuklir lebih mengurangi
pelepasan karbondioksida ke udara.
Energi nuklir, walaupun kontroversial
karena alasan keselamatan dan
limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak
melepas karbondioksida sama sekali.
D.2. Persetujuan internasional
Kerjasama internasional diperlukan
untuk mensukseskan pengurangan gas-
gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada
Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil,
150 negara berikrar untuk menghadapi
masalah gas rumah kaca dan setuju
untuk menterjemahkan maksud ini
dalam suatu perjanjian yang mengikat.
Pada tahun 1997 di
Jepang, 160 negara
merumuskan persetujuan yang lebih
kuat yang dikenal dengan
Protokol
Kyoto.
Perjanjian ini, yang belum
diimplementasikan, menyerukan kepada
38 negara-negara industri yang
memegang persentase paling besar
dalam melepaskan gas-gas rumah kaca
untuk memotong emisi mereka ke
tingkat 5 persen di bawah emisi tahun
1990. Pengurangan ini harus dapat
dicapai paling lambat tahun 2012. Pada
mulanya,
Amerika Serikat mengajukan
diri untuk melakukan pemotongan yang
lebih ambisius, menjanjikan
pengurangan emisi hingga 7 persen di
bawah tingkat 1990;
Uni Eropa, yang
menginginkan perjanjian yang lebih
keras, berkomitmen 8 persen; dan
Jepang 6 persen. Sisa 122 negara
lainnya, sebagian besar
negara
berkembang, tidak diminta untuk
berkomitmen dalam pengurangan emisi
gas.
E. Mengukur Pemanasan Global
Pada awal 1896, para ilmuan
beranggapan bahwa membakar bahan
bakar fosil akan mengubah komposisi
atmosfer dan dapat meningkatkan
temperatur rata-rata global.
Hipotesis ini
dikonfirmasi tahun 1957 ketika para
peneliti yang bekerja pada program
penelitian global yaitu International
Geophysical Year, mengambil sampel
atmosfer dari puncak gunung
Mauna
Loa di Hawai. Hasil pengukurannya
menunjukkan terjadi peningkatan
konsentrasi karbondioksida di atmosfer.
Setelah itu, komposisi dari atmosfer
terus diukur dengan cermat. Data-data
yang dikumpulkan menunjukkan bahwa
memang terjadi peningkatan
konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di
atmosfer.
Para ilmuan juga telah lama menduga
bahwa
iklim global semakin
menghangat, tetapi mereka tidak
mampu memberikan bukti-bukti yang
tepat. Temperatur terus bervariasi dari
waktu ke waktu dan dari lokasi yang
satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-
tahun pengamatan iklim untuk
memperoleh data-data yang
menunjukkan suatu kecenderungan
(trend) yang jelas. Catatan pada akhir
1980-an agak memperlihatkan
kecenderungan penghangatan ini, akan
tetapi data statistik ini hanya sedikit dan
tidak dapat dipercaya. Stasiun cuaca
pada awalnya, terletak dekat dengan
daerah perkotaan sehingga pengukuran
temperatur akan dipengaruhi oleh panas
yang dipancarkan oleh bangunan dan
kendaraan dan juga panas yang
disimpan oleh material bangunan dan
jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh
dari stasiun cuaca yang terpercaya
(terletak jauh dari perkotaan), serta dari
satelit. Data-data ini memberikan
pengukuran yang lebih akurat, terutama
pada 70 persen permukaan planet yang
tertutup lautan. Data-data yang lebih
akurat ini menunjukkan bahwa
kecenderungan menghangatnya
permukaan Bumi benar-benar terjadi.
Jika dilihat pada akhir abad ke-20,
tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat
selama seratus tahun terakhir terjadi
setelah tahun 1980, dan tiga tahun
terpanas terjadi setelah tahun 1990,
dengan 1998 menjadi yang paling
panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya
tahun 2001,
Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa temperatur udara global telah
meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat
Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju
bahwa pemanasan tersebut terutama
disebabkan oleh aktifitas manusia yang
menambah gas-gas rumah kaca ke
atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan
temperatur rata-rata global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga
11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim
secara dramatis. Walaupun sebenarnya
peristiwa perubahan iklim ini telah
terjadi beberapa kali sepanjang sejarah
Bumi, manusia akan menghadapi
masalah ini dengan resiko populasi yang
sangat besar.
BAB III
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai
kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Sebenarnya pemanasan global itu sudah
terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum
parah seperti sekarang. Itu menunjukan
ada nya peningkatan suhu dari tahun ke
tahun, sehingga ada kemungkinan besar
pemanasan global ini akan semakin
parah di masa depan.
B. Saran
Seperti yang kita tahu, sampai saat ini
tidak ada yang bisa mencegah
pemanasan global, tetapi kita sebagai
generasi muda harus berusaha untuk
mengurangi jalannya pemanasan global.
Dengan hal yang sangat kecil saja,
seperti selalu menggunakan kertas di
kedua sisinya, matikan keran saat
menggosok gigi, menggunakan kembali
amplop bekas, gunakan baterai isi ulang,
dll.
Daftar Pustaka
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://id.wikipedia.org
hhtt://www.pyr.ec.gc.ca/ep/airshed/
back_CAN_f.htm